Impor Pangan dan Perburuan Rente Perspektif Ekonomi Politik
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.jppol.2022.004.01.05Abstract
The food import policies of the Joko-JK and Joko-Ma'ruf governments are often questioned and criticized by various groups. For at least three reasons. First, since the 2014 Presidential Election campaign, the Joko-JK pair declared “war” on food imports. There are promises that are often repeated –until when they are elected– not to import food such as rice, meat, salt, sugar, and others. Second, domestic potential can actually be optimized to meet food needs. The government itself provides a written commitment to self-sufficiency in food. Third, food import policies are often ineffective, because apart from not making prices stable, the elites are also more interested in them. Food imports that flowed heavily from the Joko-JK era to the Joko-Ma'ruf period lacked an objective (economic) reason, but rather because of the interest of rent-seeking by rent-seekers. This policy actually reinforces extractive economic practices, rather than efforts to improve the welfare of the societies.References
Acemoglu, D., dan Robinson, J. A. (2012). Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty. New York: Crown Business.
Aminah, S. (19990. “Ekonomi Politik Pangan dan Problema Petani”. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, Th XIII, No 1, Januari.
Aziz SR, A. (2019). “Kebijakan Pangan dan Politik Ekstraktif”, dalam Bustanul Arifin dan Lely Pelitasari (ed.), Pangan, Kebangsaan, dan Ketahanan Nasional. Bogor: IPB Press.
Bogdan, R., dan Tailor., S. J. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan Fenomenologis terhadap Ilmu-ilmu Sosial (terjemahan) Surabaya: Bina Ilmu.
Damanhuri, D. S. (2019). “Ekonomi Politik Kedaulatan Pangan”, dalam Bustanul Arifin dan Lely Pelitasari (ed.), Pangan, Kebangsaan, dan Ketahanan Nasional. Bogor: IPB Press.
Denzin, N. K. dan Lincoln, Y. S. (ed.). (1994). Handbook of Qualitative Research. London: Sage Publications.
Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas. (2014). Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Pangan dan Pertanian. Jakarta: Bappenas RI.
Haryanto, J. T. (2017). Swasembada Pangan dan Reformasi Subsidi BBM. Makalah tidak diterbitkan.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. (2015). Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian. Jakarta: Kemenko Perekonomian RI.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2015). Kebijakan Pembangunan Pertanian: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis. Jakarta: Kementan RI.
Khudori. (2019). “Reformasi Kebijakan Perberasan”, dalam Bustanul Arifin dan Lely Pelitasari (ed.), Pangan, Kebangsaan, dan Ketahanan Nasional. Bogor: IPB Press.
Komisi Ombudsman Republik Indonesia. (2018). Gejala Maladministrasi dalam Pengelolaan Data Persediaan Beras Nasional dan Kebijakan Impor Beras. Jakarta: 15 Januari.
Krueger, A. O. (1974). “The Political Economy of Rent-Seeking Society”. American Economic Review, 64 (3).
Kusumah, Fabian Pratama. 2019. “Ekonomi Politik dalam Kebijakan Impor Beras: Membaca Arah Kebijakan Pemerintah 2014-2019”. Politika Jurnal Ilmu Politik, 10 (2).
Lassa, J. (2005). Politik Ketahanan Pangan Indonesia 1950-2005. Makalah tidak diterbitkan.
Latkov, A. (2014). “Trends of Rent-Seeking Theory”. MPRA Paper, No. 62864.
Nasution, D. (2017). “Bangkitnya Pangan Indonesia”, dalam Geraiinfo Bank Indonesia, Edisi 62, Tahun VII, hlm. 15.
Nuryanti, S. (2017). “Swasembada Beras Berkelanjutan: Dilema antara Stabilisasi Harga dan Distribusi Pendapatan”. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi, 35 (1). Saragih, Juli Panglima. 2016. “Kelembagaan Urusan Pangan dari Masa ke Masa dan Kebijakan Ketahanan Pangan”. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, Vol. 17, No. 2 (Oktober).
Patton, M. Q. (1990). Qualitative Evaluation and Research Methods. London: Sage Publications.
Rouf, M. S. (2016). “Korupsi dan Kartel dalam Rezim Kuota”, dalam Harian Kompas, edisi 21 September.
Santoso, D. A., dkk. (2017). Bidang Rembuk Kedaulatan Pangan dan Mengelola Keamanan Pangan. tanpa kota, tanpa penerbit.
Sawit, H. (2008). “Perum Bulog dalam Inpres Perberasan No. 3/2007: Evaluasi Kebijakan dan Implementasinya”. Jurnal Pangan, Edisi No. 50/XVII/Januari-Juni.
Segara, T. (2017). “Inisiatif Membangun Ketahanan Pangan Nasional”, dalam Geraiinfo Bank Indonesia, Edisi 62, Tahun VII, hlm. 4-5.
Strauss, A., dan Corbin, J. (1997). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded. Surabaya: Bina Ilmu.
Yin, R. K. (1993). Applications of Study Case Research. Newbury Park, California: Sage Publications.
Wuisman, Jan J. J. M. (2013). Teori & Praktik: Memperoleh Kembali Kenyataan supaya Memperoleh Masa Depan. Jakarta: YOI.
Media Cetak
Harian Padang Ekspres. 2014. Edisi 20 November.
Investor Daily. 2016. Edisi 1 April.
Investor Dailay. 2018. Edisi 17 Januari.
Sumber Online
“A Catch-22 from China that could derail Indonesia’s Widodo” (12 May 2018), dalam http://www.scmp.com/week-asia/politics (diakses 14 Mei 2018).
“Adanya Impor Beras Bisa Buktikan Kuatnya Mafia Pangan Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah”, dalam https://www.tribunnews.com (diakses, 8 September 2021).
"Akademisi Kritik Kebijakan Impor Beras yang Dilakukan Jelang Panen” (19/01/2018), dalam https://ekonomi.kompas.com (diakses 17 Maret 2020). “Ansy Lema DPR RI: Mafia dan Pemburu Rente Impor Buah Harus Diberantas”, dalam https://www.jpnn.com (diakses, 8 September 2021).
Antara, 30 November 2017.
Anthony Budiawan. 2021. Wawancara dengan Refly Harun Channel. November.
“BPK Sebut Impor Beras Pemerintah Tak Bedasarkan Data” (21/05/2018), dalam https://www.viva.co.id (diakses 22/05/2018).
“Defisit Pangan US$ 9,2 M”, dalam http://www.kemenperin.go.id, (diakses 5 Januari 2018).
“Di Balik Kebijakan Impor Beras 500 Ribu Ton” (13/01/2018), dalam http://www.ekonomi.metrotvnews.com (diakses, 04/02/2018).
Faisal Basri. 2018. “Impor Beras Sejak Orde Baru Soeharto hingga Kini”, dalam https://faisalbasri.com (diakses 2 Juli 2020). “Faisal Basri Soroti Impor Pangan dan Baja Penyebab Defisit Neraca Dagang”, dalam https://katadata.co.id (diakses 15 September 2021).
“Harga Cabai Rawit Merah Mahal, Kementan Pastikan Tak Ada Impor”, dalam https://economy.okezone.com (diakses 12 September 2021).
“Indef: Kebijakan Swasembada Pangan Kementan Tak Tepat” (10/07/2017), dalam https://www.republika.co.id (diakses 10 Januari 2020).
“Indonesia Negara Maritim Tapi Mengapa Harus Mengimpor Garam?” (02/08/2017), dalam http://www.bbc.com (diakses 10 Desember 2017).
“Impor Beras Diklaim Strategi Lawan Mafia”, dalam https://www.cnnindonesia.com (diakses 8 September 2021).
“Impor Beras Bukti Kedaulatan Pangan Telah Gagal” (30/01/2018), dalam https://nusantara.news (diakses 4 Februari 2018).
“Kontroversi Impor Pangan di Awal Tahun Politik, Ada Apa?” (23/01/2018), dalam http//www.republika.co.id (diakses 4 Februari 2018).
“Kebijakan Impor Pangan Dinilai Untungkan Pemburu Rente”, dalam https://www.hukumonline.com (diakses 8 September 2021).
“Kebijakan Swasembada Pangan Kementan Tak Tepat” (10 Juli 2017), dalam republika.co.id (diakses 5 Januari 2018).
“Lima Fakta di Balik Keputusan Pemerintah Impor Beras Saat Indonesia Mampu Swasembada” (13 Januari 2018), dalam merdeka.com (diakses 17 Maret 2018).
Luluk Nur Hamidah (Anggota Komisi IV DPR RI), 24 Maret 2021, dalam https://infoanggaran.com (diakses, 10 September 2021).
“Manisnya Bisnis Gula Dinikmati Para Mafia”, dalam https://www.hukumonline.com (diakses 8 September 2021).
"Ombudsman Pertanyakan Siapa yang Dapat Untung dari Impor Beras" (15/01/2018), dalam https://nasional.kompas.com (diakses 25/01/2018).
“PDIP Kritik Rencana Impor Beras: Visi Jokowi Dipotong Mendag”, dalam https://www.cnnindonesia.com (diakses 10 Juni 2021).
“Politisi Golkar: Impor Beras Tak Sejalan dengan Nawacita Jokowi” (12/01/2018), dalam https://nasional.kompas.com (diakses 25/01/2018).
“Rizal Ramli: Ada Komisi Besar untuk Pejabat yang Impor Beras” (12/01/2018), dalam http://nusantara.rmol.co (diakses 25/01/2018).
Rizal Ramli. 2021. Wawancara dengan Refly Harun Channel, November.
“RI Jor-joran Impor Cabai: Dari China, India Sampai Spanyol!”, dalam https://www.cnbcindonesia.com (diakses 10 Desember 2021).
“Selain dari India, Cabai Impor Asal Thailand dan Cina Juga Beredar di Mataram”, dalam https://www.suarantb.com (diakses 12 September 2021).
“Selamat Hari Tani! 26 Bahan Pangan Ini Masih RI Impor Lho”, dalam https://www.cnbcindonesia.com (diakses 20 September 2021).
“Ssst! Ada Dugaan Uang Triliunan di Balik Rencana Impor Beras”, dalam
https://www.cnbcindonesia.com (diakses 8 September 2021).
“Swasembada Beras ala Soeharto: Rapuh dan Cuma Fatamorgana”, dalam https://tirto.id/swasembada (diakses 10 September 2021).
Tim Riset CNBC Indonesia. 2021. “Di RI 'Tongkat Kayu & Batu Jadi Tanaman', Kok Sembako Impor?”, dalam https://cnbcindonesia.com (diakses 1 September 2021).
“Tolong Pak Jokowi! Harga Cabe-cabean Mahal Sekali...”, dalam https://www.cnbcindonesia.com (diakses 10 Desember 2021).
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Abdul Aziz SR

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Â